Revitalisasi Nilai-Nilai Karakter bagi Warga Binaan: Pendekatan Edukatif dan Reflektif di Lembaga Pemasyarakatan
DOI:
https://doi.org/10.33394/jdm.v4i1.16639Keywords:
Pembinaan Karakter, Warga Binaan, Refleksi, Edukatif, Pemasyarakatan HumanisAbstract
Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran moral dan membentuk karakter positif di kalangan warga binaan pemasyarakatan melalui pendekatan edukatif, reflektif, dan transformatif. Latar belakang kegiatan ini dilandasi oleh tingginya permasalahan sosial dan psikologis yang dihadapi narapidana, seperti penyalahgunaan narkoba, tindak korupsi, pencurian, hingga kekerasan seksual, yang belum sepenuhnya terjawab melalui pendekatan pembinaan administratif semata. Program ini dilaksanakan dalam beberapa tahapan, meliputi observasi dan pendekatan awal, penyampaian materi karakter (tanggung jawab, kejujuran, empati), kegiatan refleksi nilai, serta evaluasi perubahan sikap dan niat. Hasil kegiatan menunjukkan adanya peningkatan kesadaran nilai, munculnya motivasi perubahan diri, serta penguatan solidaritas sosial di antara peserta. Pendekatan reflektif terbukti mampu membuka ruang kesadaran dan harapan baru bagi warga binaan. Dengan demikian, diperlukan perluasan program sejenis secara sistemik dan dukungan kebijakan pembinaan yang lebih humanis untuk memperkuat proses reintegrasi sosial warga binaan secara berkelanjutan.
References
Ditjen PAS. (2022). Data Statistik Pemasyarakatan. Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, Kementerian Hukum dan HAM RI.
Guse, T., & Hudson, D. (2014). Psychological strengths and posttraumatic growth in the successful reintegration of former child soldiers. Journal of Peace Psychology, 20(1), 20–30. https://doi.org/10.1037/a0035267
Liebling, A. (2011). Moral performance, inhuman and degrading treatment and prison pain. Punishment & Society, 13(5), 530–550. https://doi.org/10.1177/1462474511422159
McNeill, F., & Weaver, B. (2010). Changing Lives? Desistance Research and Offender Management. SCCJR.
Mezirow, J. (1991). Transformative Dimensions of Adult Learning. Jossey-Bass.
Sutrisno, A. (2020). Strategi Rehabilitasi Sosial Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan. Jurnal Pemasyarakatan Indonesia, 5(1), 45–58.
UNODC. (2021). Drug Use and Prison: A Global Overview. United Nations Office on Drugs and Crime.
Ward, T., & Maruna, S. (2007). Rehabilitation: Beyond the Risk Paradigm. Routledge.
Widodo, J., & Prasetyo, R. A. (2022). Moral disorientation among corruption convicts: A case study in Indonesian correctional institutions. Jurnal Integritas, 8(2), 120–137.
Jamaludin, A., Sari, M., & Nasution, R. (2022). Humanistic approaches in correctional rehabilitation: A qualitative evaluation in Indonesian prisons. Journal of Social Psychology, 36(4), 211–225.
Liebling, A. (2004). Prisons and Their Moral Performance: A Study of Values, Quality, and Prison Life. Oxford University Press.
Mezirow, J. (1997). Transformative learning: Theory to practice. New Directions for Adult and Continuing Education, 74, 5–12. https://doi.org/10.1002/ace.7401
Petersilia, J. (2003). When Prisoners Come Home: Parole and Prisoner Reentry. Oxford University Press.
Ramadhana, D., Wibowo, H., & Nurhadi, E. (2023). Refleksi moral sebagai pendekatan pembinaan karakter narapidana di Lapas. Jurnal Psikologi Sosial, 19(2), 134–149.
Supriyanto, E. (2020). Evaluasi efektivitas program pembinaan narapidana di Lapas Klas IIA. Jurnal Kriminologi Indonesia, 16(1), 51–62.
Sudarwo, R., Parhanuddin, L., Mujiburrahman, M., & Anam, K. (2023). Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal Etnis Sasak (Studi Kasus Kehidupan Komunitas Suku Sasak Di Desa Mengkulu Kecamatan Sakra Barat, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat). Jurnal Pendidikan Sejarah Dan Riset Sosial Humaniora, 6, 1-23.
