Isolasi Antosianin dalam Kulit Terung Ungu Sebagai Biosensor Kandungan Boraks Pada Cilok

Authors

  • Andri Sahria Program Studi Pendidikan Fisika, FSTT, UNDIKMA, Indonesia
  • Nadia Febriani Program Studi Pendidikan Kimia, FSTT, UNDIKMA, Indonesia
  • Ahmad Aris Arifin Program Studi Pendidikan Biologi, FSTT, UNDIKMA, Indonesia
  • Dwi Sabda Budi Prasetya Program Studi Pendidikan Fisika, FSTT, UNDIKMA, Indonesia

Keywords:

Terong, Antosianin, Boraks, Cilok, Biosensor.

Abstract

Cilok merupakan salah satu makanan yang sangat digemari oleh masyarakat di Pulau Lombok khususnya di Kota Mataram. Kepopuleran makanan ini sering kali dimanfaatkan oleh para pedagang yang tidak bertanggung jawab dengan menambahkan bahan pengawet yaitu boraks agar cilok yang dijual dapat tahan lama. Berdasarkan data Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pada tahun 2011 mengadakan pengujian laboratorium mencangkup wilayah Bandung, Jakarta, Surabaya, dan salah satunya Mataram dengan pengambilan sebanyak 20.511. Hasil uji laboratorium menunjukkan 14,15% sampel tidak memenuhi persayaratan, diantaranya 138 sampel mengandung boraks. Kandungan boraks pada cilok dapat dideteksi menggunakan senyawa antosianin yang terdapat pada beberapa sayuran seperti terung ungu (Solanum molongena L.). Berdasarkan kondisi di atas, maka telah dilakukan penelitian dengan tujuan melakukan isolasi senyawa antosianin dalam kulit terung ungu (Solanum melongena L.) yang akan digunakan sebagai biosensor alami untuk mendeteksi kandungan boraks pada cilok. Untuk mencapai tujuan tersebut, dalam penelitian ini dilakukan  Kulit terung ungu di maserasi sehingga didapatkan ekstrak kental berwarna oranye kecoklatan.  Ekstrak antosianin kulit terong ungu yang telah diperoleh kemudian diaplikasikan untuk mendeteksi kandungan boraks. Dilakukan dengan pengabsorpsian ekstrak antosianin kulit terong ungu ke dalam indikator kertas saring dengan cara merendamnya selama 20 menit, dalam hal ini digunakan dua jenis kertas saring yang berbeda, yakni kertas saring biasa dan kertas saring whatmann No.42 yang dipotong kecil berukuran 2x3 cm. Dan Berdasarkan hasil pengujian tersebut, di dapatkan hasil bahwa kertas yang cocok untuk dijadikan indikator kandungan boraks yakni kertas saring whatmann No.42 dengan konsentrasi boraks 10%.

Downloads

Published

2023-02-23

How to Cite

Sahria, A., Febriani, N., Arifin, A. A., & Prasetya, D. S. B. (2023). Isolasi Antosianin dalam Kulit Terung Ungu Sebagai Biosensor Kandungan Boraks Pada Cilok. Jurnal Ilmiah IKIP Mataram, 8(2), 312–320. Retrieved from https://e-journal3.undikma.ac.id/index.php/jiim/article/view/5069

Issue

Section

Articles

Citation Check