STUDI PENGELOLAAN HUTAN KEMASYARAKATAN (HKm) DI DESA SENGGIGI KECAMATAN BATU LAYAR KABUPATEN LOMBOK BARAT

Authors

  • M Fauzi Program Studi Kehutanan Universitas Pendidikan Mandalika, Indonesia
  • Hafizah Nahlunnisa Program Studi Kehutanan Universitas Pendidikan Mandalika, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.33394/jss.v4i1.3945

Abstract

Hutan Kemasyarakatan (HKm) adalah hutan negara yang pemanfaatan utamanya ditujukan untuk memberdayakan masyarakat di dalam dan sekitar kawasan hutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengelolaan berupa komposisi tanaman serta sistem agroforestri yang berada dikawasan hutan yang dikelola oleh kelompok HKm Gapoktan Mertesari di wilayah Desa Senggigi, Kecamatan Batu Layar. Metode yang digunakan adalah survei lahan dan wawancara terhadap kelompok Gapoktan Mertesari dengan pengambilan responden menggunakan metode random sampling. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Komposisi tanaman yang berada dikawasan hutan yang dikelola oleh kelompok HKm Gapoktan Mertesari terdiri dari jenis kayu lokal seperti Ajan/Klicung, Rajumas, Klokos, Gaharu, Majagau yang tumbuh secara alami. Selain itu, untuk memperkaya keanekaragaman jenis tanaman dengan jenis tanaman kayu-kayuan seperti Sengon, Mahoni dan MPTs seperti Nangka, Mente dan Asam dengan prosentase tumbuh mencapai 80%. Pola agroforestry pada kawasan tersebut adalah multiple croping tanpa ada jarak tanam karena tanaman kehutanannya sudah rapat.

References

Abdurrahim, A. Y. (2015) ‘Community forest (Hkm) collaborative scheme as a solution to conflict management of Sesaot Forest, West Lombok’, Sodality: Jurnal of Rural Sociology, 03(03), pp. 91–100.

Marpaung, S. et al. (2014) ‘Inventarisasi Tanaman MPTS ( Multy Purpose Tree Species ) Di Daerah Tangkapan Air Danau Toba Provinsi Sumatera Utara ( MPTS plant inventory in the catchment area of Toba Lake at North Sumatera Province )’, pp. 1–5.

Media DAS. (2007). Perubahan Paradigma Pembangunan Kehutanan : Kerjasama Pusat dan Daerah Sangat Diperlukan. Edisi 07/Tahun I/Desember 2007. Jakarta.

Moeliono M., Mulyana A., Adnan H., Yuliani EL., Manalu P., & Balang. (2015). Ijin Saja Tidak Cukup: Belajar dari Hutan Kemasyarakatan (HKM) di Bulukumba.Bogor: Brief.

Murbani. (2006). Kasubdin Kehutanan. Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Gunung Kidul. Yogyakarta.

Nahlunnisa, H., Zuhud, E. A. and Prasetyo, L. B. (2016) ‘Penyebaran Spasial Keanekaragaman Tumbuhan Pangan Dan Obat Di Kampung Nyungcung, Desa Malasari, Kecamatan Nanggung, Bogor’, Media Konservasi, 20(3), pp. 187–196. doi: 10.29243/medkon.20.3.

Nandini, R. (2013) ‘Evaluasi Pengelolaan Hutan Kemasyarakatan (Hkm) Pada Hutan Produksi Dan Hutan Lindung Di Pulau Lombok’, Jurnal Penelitian Hutan Tanaman, 10(1), pp. 43–55. doi: 10.20886/jpht.2013.10.1.43-55.

Peraturan Menteri Kehutanan nomor P.37/MenhutII/2007 tentang Hutan Kemasyarakatan tahun 2007

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sutidjo.(1986). Pengantar Sistem Produksi Tanaman Agronomi. Bogor: Diktat Kuliah Jurusan BDP, IPB,

Tjiptoherijanto, P. (2001) ‘Proyeksi Penduduk, Angkatan Kerja, Tenaga Kerja, dan Peran Serikat Pekerja dalam Peningkatan Kesejahteraan Prijono’, Majalah Perencanaan Pembangunan, (23), pp. 1–10.

Wiyono. (2006). Peran Desa Dalam Hutan Kemasyarakatan. Yogyakarta:Yayasan SHOREA.

Downloads

Published

2021-06-30

How to Cite

Fauzi, M., & Nahlunnisa, H. (2021). STUDI PENGELOLAAN HUTAN KEMASYARAKATAN (HKm) DI DESA SENGGIGI KECAMATAN BATU LAYAR KABUPATEN LOMBOK BARAT. Jurnal Silva Samalas, 4(1), 20–26. https://doi.org/10.33394/jss.v4i1.3945

Issue

Section

Articles

Citation Check